Fungsi keluarga dalam sosiologi keluarga dan penerapannya
Fungsi keluarga dalam sosiologi keluarga cukup kompleks. Ada baiknya bagi Anda yang akan melangsungkan pernikahan untuk terlebih dahulu membekali diri mengenai wawasan fungsi keluarga dalam sosiologi yang sangat beragam itu.
Atau, jika Anda ingin meng-upgrade pengetahuan ini bersama istri tercinta pasca menikah pun tidak ada salahnya. Yang ditekankan disini adalah, bahwa fungsi keluarga tersebut harus diketahui, disadari dan dijalankan dengan baik oleh anggota keluarga agar nantinya tujuan keluarga bisa tercapai dengan sebaik-baiknya. Fungsi keluarga yang dijalankan dengan baik membantu mencapai keluarga bahagia secara jasmani maupun rohani.
Sebelum membahas lebih jauh apa fungsi keluarga dalam sosiologi keluarga, terlebih dahulu mari kita pahami definisi sosiologi keluarga dalam konteks keilmuan. Apa yang dimaksud dengan sosiologi keluarga? Sosiologi keluarga adalah ilmu yang mengkaji mengenai realita sosiologis baik dalam bentuk pola, interaksi, bentuk, dan juga perubahan yang dialami dalam lembaga keluarga.
Tidak hanya itu, pengaruh masyarakat terhadap keluarga, dan sistem yang ada dalam keluarga yang memberikan dampak kepada masyarakat secara umum pun menjadi obyek kajian dari sosiologi keluarga.
Adapun definisi sosiologis dari kata keluarga sendiri adalah sekumpulan dari orang-orang yang bersatu karena adanya ikatan pernikahan, kesamaan darah, atau karena proses adopsi, saling berinteraksi dan menjalin komunikasi yang intens satu dengan yang lainnya, lalu timbul peranan yang seharusnya dilakukan dan sudah dilakukan oleh anggota keluarga demi mencapai tujuan bersama.
Fungsi keluarga dalam sosiologi yang akan kita bahas kali ini mencakup berbagai sudut pandang sehingga seluruh aspek yang diperlukan dalam kehidupan ter-cover oleh fungsi keluarga tersebut, apa saja? berikut rinciannya!
1. Fungsi Reproduksi
Fungsi keluarga dalam sosiologi yang pertama adalah untuk mencetak generasi penerus keluarga. Ada fase tertentu yang harus dilalui untuk mendapatkan keturunan, yaitu pernikahan yang sah. Jika merujuk pada definisi keluarga menurut Freud, keluarga terbentuk karena adanya dorongan libidinal antara laki-laki dan perempuan.
Freud beranggapan bahwa yang melandasi adanya keluarga adalah karena adanya dorongan seksual yang kuat antara laki-laki dan perempuan. Keintiman itulah yang menjadi perantara lahirnya penerus dalam keluarga. Penerus adalah simbol kesuburan, simbol kelangsungan silsilah di masa mendatang, dan simbol harapan orang tua di kemudian hari.
2. Fungsi Sosialisasi
Dalam bahasa ilmiah, interaksi yang baik antara individu dan masyarakat sekitar disebut dengan sosialisasi. Sedangkan dalam bahasa agama, sosialisasi disebut dengan “hubungan horizontal” yang erat kaitannya dengan “hubungan vertical”. Darisini, kita bisa mengukur pentingnya sosialisasi dalam kehidupan sehari-hari.
Sosialisasi mencakup seluruh aspek kehidupan, baik itu dalam bidang pendidikan, ekonomi, politik, budaya, agama, dst diperlukan sosialisasi. Bentuk sosialisasi tersebut terjadi antar individu, antar individu dan kelompok, maupun antar kelompok dan kelompok. Sosialisasi melibatkan pola komunikasi, pola interaksi, konfirmasi dan klarifikasi untuk meminimalkan konflik.
Dalam ranah agama, sosialisasi atau hubungan horizontal seringkali didengungkan dalam tausiyah-tausiyah keagamaan. Hubungan baik dengan masyarakat akan menjadi jalan datangnya rejeki, datangnya pertolongan, dan datangnya berkah dari Alloh SWT.
3. Fungsi Afeksi dan Proteksi
Fungsi keluarga dalam sosiologi yang saat ini sering dilupakan, menjadi alasan konflik, dan tidak adanya ikatan batin antar anggota keluarga adalah fungsi afeksi yang tidak berjalan dengan semestinya. Banyaknya kesibukan dan orientasi pada keinginan diri sendiri pada akhirnya merenggangkan keintiman hubungan yang merupakan identitas dari keluarga.
Keluarga yang “penuh”, keluarga yang “utuh”, dan keluarga yang sempurna adalah keluarga yang memprioritaskan keluarganya dibandingkan dengan kesibukannya. Jika Anda sudah tercukupi secara materi, ada baiknya untuk lebih banyak meluangkan waktu untuk si kecil. Anak-anak yang terpenuhi kasih sayang dari orang tuanya, akan merasa damai, merasa terlindungi, dan merasa nyaman saat berada di rumah.
Anak-anak yang dipenuhi oleh cinta kasih orang tuanya, memiliki tingkah laku positif saat berada di tengah-tengah orang lain. Perangai yang baik inilah yang nantinya akan membawa kemudahan baginya untuk berinteraksi dengan masyarakat sekitar dan beradaptasi dengan baik di lingkungan yang baru.
Tidak hanya fungsi afeksi, fungsi proteksi pun harus dimaksimalkan sesuai dengan konteksnya. Memproteksi anak tidak harus dilakukan dengan jalan yang frontal dan ekstrim. Memproteksi anak bisa dilakukan dengan mempertimbangkan berkembangnya sisi kreativitas anak dan bahaya yang menyertainya.
Jika Anda sebagai orang tua senantiasa memproteksi anak bahkan untuk bermain sekalipun, anak-anak akan menjadi tidak berkembang kreativitasnya. Sebaliknya, Andapun jangan sampai lengah dalam memantau anak yang dampaknya adalah bahaya yang menimpa buah hati.
4. Fungsi Ekonomi
Fungsi ekonomi adalah fungsi yang melibatkan peran maksimal dari masing-masing anggota keluarga. Sebagai kepala rumah tangga, mencari nafkah lahir yang sekiranya cukup untuk meng-cover kebutuhan keluarga adalah wajib adanya.
Sebagai istri yang meng-handle wilayah domestic dan mengatur keuangan suami, wajib me-manage pengeluaran dengan sebaik-baiknya. Pun demikian dengan anak, bersikap cermat dan menghindari sikap boros adalah sebuah keharusan agar perekonomian keluarga berjalan dengan sebaik-baiknya.
Bekerja adalah kewajiban. Banyak pasangan yang akhirnya memilih berpisah karena roda perekonomian yang macet dan tidak bisa meng-cover kebutuhan rumah tangga. Tidak hanya kebutuhan pokok saja yang harus diatasi dengan kecukupan material. Kebutuhan akan kesehatan, pendidikan, sosial, dst semuanya harus dipertimbangkan matang-matang sejak dini.
Ekonomi yang mapan dalam rumah tangga adalah salah satu cara mencapai predikat keluarga sejahtera, dan bebas dari masalah keuangan (selama anggota keluarganya menerapkan hidup hemat, anti boros, dan bersahaja).
5. Fungsi Pendidikan dan Religiusitas
Fungsi pendidikan dalam keluarga tidak hanya berkutat pada pendidikan formal saja. Ada pendidikan non formal seperti pendalaman dan praktik agama yang harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan formal rentangnya cukup lama, mulai dari pra TK hingga perguruan tinggi. Idealnya, orang tua akan mengarahkan anak untuk memilih jalur pendidikan yang sesuai dengan minatnya dan membiayainya sampai yang bersangkutan bisa mandiri secara finansial.
Lain halnya dengan pendidikan non formal yang berlangsung terus menerus. Wujud dari pendidikan non formal ini adalah etika yang bagus, sopan santun, karakter yang baik, pengendalian emosi, dan sebagainya. Pendidikan non formal seperti contoh tersebut diatas, yang disertai dengan pemahaman dan praktik agama dalam kehidupan sehari-hari pada akhirnya akan membentuk karakter pribadi yang tenang dan menyenangkan.
6. Fungsi rekreasi
Fungsi keluarga dalam sosiologi keluarga yang tidak boleh dilupakan adalah fungsi rekreasi. Di tengah-tengah kesibukan ayah mencari nafkah, ibu mengurus rumah, dan anak belajar di sekolah, kewajiban yang tidak boleh dilupakan adalah mengajaknya untuk berlibur dan melepaskan diri dari berbagai beban pikiran tersebut. Anda bisa melakukannya dengan cara yang simple, seperti dinner dan breakfast bersama, atau dengan cara mencari suasana baru diluaran sana entah dengan nonton bareng atau picnic tipis-tipis.
7. Fungsi penentuan status
The truth is in his gen, kebenaran itu ada pada gen-nya. Saya pribadi suka dengan ungkapan filosofis yang satu ini. Saat kita akan berbangga pada nasab atau keturunan yang kita miliki, sejatinya nasab itu adalah takdir yang dibawa oleh gen dimana kita tidak bisa memilih siapa yang akan menjadi orang tua dan siapa yang akan menjadi anak kita.
Status sosial, kekayaan, ke-priyayi-an inilah yang akan menurun secara otomatis kepada generasi penerusnya. Fungsi keluarga dalam sosiologi keluarga yang satu ini seringkali membuat iri, jika tidak dikembalikan pada Zat yang Maha menentukan takdir.
Posting Komentar
komentar teratas
Terbaru dulu