Kenali Obligasi Konversi dan Cara Mengubahnya Jadi Saham
Salah satu instrumen investasi yang cukup menarik minat para investor adalah obligasi. Obligasi adalah surat pengakuan utang yang diterbitkan oleh pemerintah maupun perusahaan. Isinya berupa janji untuk membayarkan kupon (bunga) pada periode tertentu dan pokok saat jatuh tempo kepada investor. Jenis obligasi dikategorikan berdasarkan pihak penerbit, prinsip pengelolaan, dan jenis kuponnya. Selain pengkategorian tersebut, ada juga lho obligasi konversi. Obligasi konversi adalah jenis surat utang yang menarik karena dapat kita konversi ke dalam bentuk saham.
Yuk, kita bahas selengkapnya mengenai itu dan cara mengubahnya menjadi saham melalui artikel berikut!
Pengertian Obligasi Konversi
Obligasi konversi adalah surat utang yang bisa dikonversi menjadi saham biasa atau ekuitas di perusahaan penerbitnya. Rasio konversinya sudah perusahaan tentukan sejak awal sesuai kesepakatan. Misalnya rasio penukarannya 3:1, artinya satu surat utang dapat kamu tukarkan dengan tiga saham.
Tujuan penerbitan efek ini adalah untuk mendapatkan dana dengan biaya lebih rendah daripada obligasi biasa atau pinjaman bank. Instrumen ini cocok untuk perusahaan skala kecil yang pendapatannya tidak begitu besar. Perusahaan juga tidak punya kewajiban untuk melunasi utang pada investor, karena dapat dikonversi menjadi saham.
Konversi dapat kamu lakukan kapan saja, selama surat utang tersebut belum jatuh tempo dan terpenuhi syarat-syaratnya. Syaratnya dapat kita lihat dari segi bisnis, komersial, dan teknis seperti pembayaran dini, wanprestasi, dan sebagainya.
Umumnya tingkat suku bunga dari obligasi konversi cukup rendah. Harga sahamnya juga lebih rendah dari harga di pasaran. Suku bunga rendah jadi keuntungan tersendiri bagi penerbit surat utang. Jadi, kupon yang perusahaan bayarkan kepada investor otomatis lebih kecil dari jenis lainnya.
Meskipun tingkat imbal hasil yang investor dapatkan rendah, keuntungan utama yang mereka dapatkan adalah kesempatan untuk mengkonversi surat utangnya jadi saham baru pada harga tertentu.
Cara Kerja Obligasi Konversi
Pilihan untuk mengubah kepemilikan surat utang menjadi saham. Cara kerjanya adalah sebagai berikut. Misalnya perusahaan butuh dana sebesar Rp100 Miliar untuk mendanai proyeknya. Lalu, perusahaan tersebut menerbitkan surat utangi dengan kupon 12% dan tenor 10 tahun. Jika jenis obligasinya convertible, maka bunga yang wajib mereka bayar hanya 8%.
Obligasi konversi cukup menguntungkan perusahaan, karena pembayaran bunga yang lebih rendah saat proyek dalam tahap awal. Selain itu, karena surat utang dapat dikonversi menjadi saham sesuai perjanjian, perusahaan tidak berkewajiban mengembalikan pokok pinjaman maupun bunganya.
Sementara itu, dari sisi investor, potensi keuntungan lebih besar ketika proyeknya selesai atau memperoleh laba. Namun, perlu kamu perhatikan bahwa risiko investasimu jadi lebih tinggi, karena kini telah berbentuk saham.
Jenis Obligasi Konversi
Obligasi konversi terdiri dari beberapa jenis. Setiap jenisnya punya aturan dan cara konversi yang berbeda juga. Yuk, kita bahas lebih lanjut pada penjelasan berikut.
1. Mandatory Convertible
Obligasi satu ini wajib untuk investor konversikan ke dalam bentuk saham saat jatuh tempo. Harga konversinya menyesuaikan harga di pasar saat itu. Instrumen investasi ini tergolong investasi jangka pendek dengan imbal hasil yang cukup tinggi.
2. Contingent Convertible
Jenis surat utang ini harus memenuhi syarat tertentu sebelum konversi dilakukan. Syaratnya adalah harga saham yang berlaku di pasar modal telah mencapai persentase tertentu. Angka persentasenya harus di atas harga konversi yang ditentukan.
3. Exchangeable Convertible
Obligasi tukar adalah surat utang konversi di mana sahamnya berasal dari perusahaan lain yang menerbitkan surat utang tersebut. Tujuan penerbitannya bukan untuk mengkonversi piutangnya, tetapi menukarkannya dengan saham milik para pemegang saham dari pihak penerbit terkait.
4. Reverse Convertible
Jenis satu ini memberikan pilihan kepada penerbit obligasi. Penerbit surat utang dapat membeli kembali obligasi atau mengkonversi kepemilikan investor ke dalam bentuk saham. Umumnya, harganya telah ditetapkan sebelumnya.
5. Vanilla Convertible
Vanilla convertible memberikan opsi pada investor untuk menukar kepemilikan surat utangnya dengan sejumlah saham. Selama tenor pinjaman berlangsung, investor tetap menerima imbal hasil berupa kupon. Saat jatuh tempo pemegang surat utang berhak atas nilai obligasi yang mereka miliki atau menukarkannya dalam bentuk saham.
6. Convertible Preferred Stock
Jenis terakhir dari obligasi konversi adalah convertible preferred stock, yaitu jenis surat utang yang mirip dengan lainnya. Hal yang jadi pembeda adalah struktur permodalannya. Struktur permodalannya memiliki peringkat senioritas yang lebih rendah.
Keuntungan dan Risiko Obligasi Konversi
Keberadaan obligasi konversi adalah sebuah keuntungan dan risikonya tersendiri, baik bagi investor maupun penerbitnya. Yuk, kita uraikan satu per satu keuntungannya!
Keuntungannya Bagi Perusahaan
Dengan mengeluarkan instrumen ini, perusahaan dapat mengumpulkan sejumlah dana dari surat utang dengan bunga yang lebih rendah dari obligasi pada umumnya. Selain itu, perusahaan dapat mengurangi sentimen negatif atas keraguan investor mengenai pembayaran pokok dan bunga. Pelunasannya juga menjadi lebih fleksibel dengan adanya opsi penukaran kepemilikan surat utang ke dalam bentuk saham.
Keuntungannya Bagi Investor
Selain mendatangkan keuntungan bagi perusahaan, instrumen satu ini juga menguntungkan bagi investor. Selain fleksibilitas bentuk pengembalian pokok dan bunga, investor merasa jauh lebih aman akan risiko gagal bayar. Hal ini dikarenakan, dana yang mereka investasikan terkonversi ke dalam bentuk kepemilikan atas perusahaan. Selain itu, investor juga akan berpotensi mendapatkan keuntungan berupa capital gain jika menukar kepemilikan obligasinya ke dalam bentuk saham saat harga saham perusahaan tersebut mengalami kenaikan.
Baca juga: Capital Gain, Pengertian, Jenis, dan Bedanya Dengan Dividen
Risiko Obligasi Konversi
Berinvestasi pada obligasi konversi adalah pilihan yang lebih berisiko daripada surat utang biasanya, karena umumnya perusahaan penerbitnya skalanya masih kecil. Jadi, kalau gagal bayar, mau tidak mau pengembaliannya dalam bentuk saham. Kupon (imbal hasil) yang mereka bayarkan per bulannya lebih rendah, karena adanya opsi penukaran ke dalam bentuk saham. Harga sahamnya juga belum tentu mengalami kenaikan, bahkan ada risiko penurunan harga juga.
Kesimpulan
Di tengah beragamnya berbagai instrumen investasi di pasar modal, obligasi konversi adalah salah satu opsi menarik yang patut jadi pertimbanganmu. Jenis surat utang satu ini memungkinkan investor untuk menukar kepemilikan obligasinya menjadi saham. Kehadiran obligasi konversi memberikan keuntungan dan risikonya tersendiri, baik bagi perusahaan penerbitnya maupun investor sendiri. Namun, hal terpenting yang perlu kamu ketahui, bahwa setiap produk investasi punya tingkat risikonya tersendiri.
Bagi kamu yang ingin berinvestasi pada obligasi, tetapi bingung bagaimana cara membeli dan pilih yang mana, memilih reksadana pendapatan tetap (RDPT) adalah alternatif menguntungkan. Reksadana pendapatan tetap berisi min. 80% obligasi. Dana investasimu nanti akan dikelola langsung oleh ahli, yaitu manajer investasi yang siap menyusun strategi investasi terbaik untuk memberikan pertumbuhan nilai reksadana kelolaannya.
Yuk, download tanamduit dan mulai investasi reksadanamu sekarang!