Gardening With Love, Berkebun Dengan Hati: Adenium, Si Mawar Gurun
Adenium, koleksi Rebellina |
Tanaman satu ini tidak hanya dikenal karena keindahan
bunganya, tetapi juga bentuk batang dan
bonggolnya yang mirip bonsai. Dikenal juga dengan nama Adenium coetanum, Adenium
obesum, dan Adenium muliflorum, tanaman
ini merupakan tanaman asli gurun. Itu
sebabnya Adenium juga disebut sebagai mawar Gurun (Desert Rose)
Tetapi entah mengapa
Adenium di Indonesia disebut dengan Kamboja Jepang. Padahal Adenium berbeda
dari Kamboja, dan bukan berasal dari Jepang. Walau masih satu family yakni
Apocynaciae, namun Adenium dan Kamboja berbeda genus. Selain itu, tampilan fisiknya juga berbeda
jauh. Bila pohon Kamboja berbatang besar, sebaliknya dengan Adenium. Tak hanya
itu, batang pohon Adenium bisa meliuk ke sana kemari, dan akarnya bisa
menggembung membentuk bonggol dan menjadi
keindahan yang unik. Bonggolnya ini sebagai tempat cadangan air, sedangkan
batang Adenium sendiri lunak, tidak berkayu (sukulen).Karenanya Adenium
disebut juga tanaman sukulen. Daun-daun Adenium juga lebih kecil dibanding
dengan daun Kamboja.
Adenium pun dapat ditanam di dalam pot dan dijadikan tanaman
hias. Sebaliknya dengan Kamboja. Batangnya cenderung meninggi dan besar,
sehingga Kamboja digunakan sebagai tanaman pelindung atau tanaman hias yang
ditanam di tanah.
Adenium merupakan tanaman asli gurun, berasal dari daerah
gurun pasir di daratan Pantai Timur Afrika dan jazirah Arab. Di habitat
aslinya, semak liar gurun ini bisa tumbuh setinggi 3,5 – 4 meter. Namun setelah
menjadi tanaman hias, kebanyakan tingginya hanya mencapai 1,5 meter.
Nama Adenium sendiri berasal dari sebuah tempat yang
diyakini sebagai tempat asli tanaman ini tumbuh, yakni Adeni (Yaman).
Cara Perawatan
Adenium tidak menyukai media tanam yang basah. Akarnya akan
mudah membusuk, dan menyebabkan Adenium mati. Sesuai dengan asal tanaman ini
yang beriklim gurun, maka Adenium pun menyukai sinar matahari penuh dan media
yang pouros , serta tidak mengikat air.
Penyiraman dilakukan seperlunya saja, dan tidak harus setiap hari. Bila
musim hujan tiba, Adenium lebih baik ditempatkan di area yang tidak terkena air
hujan.
Metan (Media tanam)
Adenium dapat berupa campuran cocopeat
(serbuk sabut kelapa), cocochunk(pecahan sabut kelapa), kerikil, pasir, sekam
basar, pupuk kompos, dan tanah. Sedangkan wadahnya harus memiliki lubang
drainase yang cukup, sehingga tidak menahan air. Lubang drainase dapat dialasi dengan kain jala agar
media tanamnya tidak keluar.
Hama Yang Mengganggu
Hama yang biasa menyerang Adenium adalah serangga berupa semut, kutu putuh, laba-laba merah, kutu kuning, dan kutu hitam. Biasanya hama ini menyerang daun. Penanggulangannya bisa dengan memotong daun yang terserang, atau menggunakan pestisida.
Namun cacing bisa juga menyerang akar Adenium. Bila ini terjadi, maka pencegahannya adalah dengan mengganti media tanam dengan yang baru.
Adenium, selain memiliki bunga dengan warnanya yang cantik, bonggol yang eksotik, juga mampu dibentuk menjadi bonsai. Saat ini Adenium juga bnayak dikembangkan menjadi aneka varietas. Adenium jenis ini disebut Adenium hybryd.