Kisah Sukses Dewi Tanjung Sari Mengolah Daun Kering Menjadi Souvenir
Dewi telah menjadi anak yatim sejak kecil, terlahir sebagai anak semata wayang, ia ingin memperjuangkan cita-citanya sebagai pewirausaha sukses. Dewi telah memulai usaha sejak awal kuliah di Program Diploma III, Universitas Brawijaya Malang, kemudian Dewi melanjutkan kuliah lagi di jurusan yang sama di IKIP Budi Utomo.
Sejak masuk kuliah di Program Diploma Univeristas Brawijaya, tahun 2003, sepulang kuliah, Dewi sering mencari daun-daun kering hingga limbah yang banyak berserakan di kampusnya untuk dibuat menjadi produk kerajinan. Cara mengolahnya adalah daun-daun kering tersebut dibersihkan, kemudian ia keringkan dan dibentuk menjadi pigura foto, kotak pensil, undangan, dan bentuk kerajinan lainnya.
Dewi hanya mengeluarkan modal sekitar Rp 50 ribu untuk membuat kerajinan tersebut, namun hasil karyanya tersebut sangat laris dibeli teman-teman kuliahnya. Bahkan dalam sebuah pameran produk kerajinan yang diadakan kampusnya, kerajinan milik Dewi habis terjual.
Setelah lulus kuliah, Dewi mencoba untuk memasarkan sendiri produknya ke warung ibunya, yang kebetulan berhadapan dengan sebuah kantor. Ternyata orang kantor banyak yang tertarik dengan salah satu produk hasil kerajinan Dewi. Tamu tersebut kemudian memesan sebanyak 750 pcs dengan harga Rp1500/pcs yang akan digunakan untuk merchandise perkawinannya.
Saat Dewi mulai yakin dengan produk yang ia ciptakan dan cara menjualnya, maka Dewi memberanikan diri untuk menyiapkan produk merchandise dan memberinya label sendiri dengan nama De Tanjung. Pada label setiap produk yang ia jual tercantum telepon, alamat, serta website yang dibuatnya secara sederhana. Selain itu ia juga memberanikan diri untuk menitipkan produk-produknya ke Gramedia dan pusat-pusat kerajinan lainnya, hasilnya pun cukup laku di pasaran.
Selama tahun 2008 Dewi membuka usahanya dengan label De Tanjung, ia telah memiliki omzet yang cukup fantastis sekitar Rp650 juta selama setahun. Dengan omzet sebesar itu, Dewi memberanikan diri untuk mengembangkan usahanya dengan sistem franchise, dan sebagian besar mitranya adalah para pelanggannya yang kini telah membuka franchise di Malang, Bontang, Palu, Bekasi, Cirebon, bahkan Papua.
Dengan sistem franchise tersebut, omzet usaha milik Dewi juga kian meningkat dari menjadi Rp935 juta pada tahun 2009, dan tahun 2010 lalu omzetnya tembus mencapai Rp1,1 miliar dengan keuntungan bersih mencapai Rp273 juta.
Dewi sangat bangga dengan usaha yang telah ia jalani ini. Ia telah mampu mewujudkan cita-citanya sejak kecil untuk memiliki usaha sendiri. Selain itu, Dewi juga mampu memberikan lapangan pekerjaan bagi 52 orang dari usahanya. Sebagian besar keryawannya merupakan anak-anak muda yang berada di sekitar tempat tinggalnya.
Nah itulah kisah sukses yang sangat inspiratif dari Dewi, seorang anak yatim yang dapat mewujudkan cita-citanya menjadi pengusaha souvenir yang mendapatkan omzet ratusan juta rupiah. Bagaimana Sobiz, apakah tertarik? Jika Sobiz masih bingung ingin memulai usaha apa, maka segera bergabung bersama Smartbisnis. Di sini, Sobiz akan mendapatkan berbagai tips, trik, informasi mengenai peluang usaha hingga dukungan dan bantuan dalam bentuk pinjaman modal mudah untuk memulai usaha Sobiz.
Posting Komentar
komentar teratas
Terbaru dulu